Senja Membuatku Mengerti tentang Sebuah Kata "rela"

   Senja adalah sebuah pembatas antara siang dan malam. Senja adalah pemisah, agar keduanya tidak berjumpa. Senja, sebuah penanda berakhirnya cerita. Hadirnya seperti sebuah kata pinta agar sang mentari segera menenggelamkan dirinya. Membuat cahaya mentari itu meredup dan membiarkan awan menjadi penguasa sang langit.
   Senja adalah satu dari titah sang maha kuasa, tak ada satupun yang dapat menolaknya. Bahkan senja itu sendiri pun harus menerima. Hadirnya bagai pengundang sang pelukis dunia yang namanya tersohor dimana-mana, yang mampu melukis warna sang langit berwarna jingga. Hingga setiap mata yang melihatnya pasti begitu terpesona.
( http://www.hipwee.com/list/kepada-senja-aku-belajar-tentang-sebuah-kata-rela/ )
   Entah kenapa senja itu mendamaikan hati. Entah kenapa senja itu sangat kurindukan kehadirannya. Entah kenapa senja hadir hanya sesaat. Entah kenapa rinduku pada senja sudah menjadi ketergantungan. Mengapa semua itu terjadi? Entahlah, aku pun tidak mengetahuinya. Yang ku ketahui hanyalah senja yang mendamaikan hati. Jika senja datang hanyalah sunyi yang kurasakan.
   Ya, dari senja itu aku belajar menghargai rasa sunyi dan sepi. Tidak selalu aku akan bersama orang yang kupilih. Tidak selalu orang yang kupilih juga memilihku. Terkadang Tuhan membuat apa-apa yang begitu kita sayang pergi, bukan karena Tuhan tak peduli. Bukan. Tuhan bahkan lebih peduli melebihi diri kita sendiri.
   Senja membuatku paham makna dari kata “rela”. Bahwa apa yang ada bersama dengan kita, tak mesti selamanya. Semua ada masanya. Tanpa kita duga, tanpa kita pinta, masa itu akan tiba dan tidaklah sedikitpun kita dapat menolaknya. Siap ataupun tidak, kita tidak bisa mengaturnya seperti yang kita harapkan.

Seperti saat menemukan, kehilangan juga terjadi tanpa sebuah kata permisi~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam yang Sepi dan Sunyi

Pengeja Rindu

Tentang Saya